Bisnis itu seperti kehidupan, ia mengikuti tahapan-tahapan yang alamiah dan pasti. Ada saat kelahiran, pertumbuhan, matang, penurunan dan mati. Artinya sama juga seperti kehidupan, walaupun tahapannya sama, tetapi jangka waktu dari kelahiran sampai mati berbeda-beda untuk setiap perusahaan. Demikian juga halnya dengan pencapaian titik puncak, ada perusahaan yang mencapai titik puncak yang tinggi dalam waktu yang singkat, ada pula yang mencapai titik puncak dalam waktu yang lama.
Tahapan lahir sampai mati tidak hanya ada di bidang bisnis saja, tetapi juga di bidang mata pencaharian lainnya. Misalnya seorang pegawai negeri; ada masa mulai bekerja, dan ada pula masa pensiun. Demikian juga perusahaan swasta, ada yang besar, dan terus berkembang, namun ada juga yang tidak pernah besar, dan ada yang pernah besar tapi kemudian turun. Karyawannya pun demikian juga, ada yang diterima bekerja, dipecat, promosi, dan ada juga yang dimutasi atau bahkan didemosi.
Bisnis dalam perjalannya ada yang mengalami masa-masa sulit untuk dapat berkembang lagi, dan dirasakan sudah mencapai titik tertinggi. Maksudnya bisnis tersebut telah mencapai masa matang, yang apabila tidak segera diantisipasi, maka bisnis itu perlahan namun pasti terasa mulai menurun, misalnya keuntungan yang mulai berkurang, bahkan mungkin tidak lagi memperoleh laba. Atau katakanlah kita telah berusaha sekuat dan secerdas mungkin mempertahankan dan mengembangkannya, tetapi tidak juga berhasil. Dan jika ini terjadi, maka pda gilirannya sudah dapat ditebak akhirnya, bahwa bisnis ini akan mati atau dimatikan (dihentikan kegiatannya dari pada terus menanggung kerugian).
Menurut para pakar, salah satu kata kunci untuk mempertahankan masa tumbuh dan masa matang suatu bisnis adalah Harus Berani Berubah. Sebab menurut mereka katanya bisnis itu seperti yang di jabarkan dalam hukum relativitas, yakni tidak ada yang abadi di dunia yang fana ini kecuali perubahan itu sendiri. Dengan kata lain, bagi yang ingin bertahan harus mencermati dan mensiasati perubahan.
Internet, Handphone, SMS, Email, adalah kata-kata yang sangat akrab dengan kita saat ini, khususnya generasi muda. Padahal kata-kata ini sangat asing bagi telinga kita lima belas tahun yang lalu, dan berapa banyak saat ini orang-orang yang mengambil keuntungan dari perkembangan teknologi ini. Tengoklah warung-warung internet yang bertebaran sampai ke pelosok-pelosok tanah air, gerai-gerai isi ulang, tempat service handphone, sampai kuis-kuis di televisi yang memanfaatkan SMS sebagai cara untuk mendapatkan keuntungan. Nah ini adalah gambaran bahwa dunia terus berubah, dan banyak orang bisa mengambil keuntungan dari perubahan ini.
Contoh lain adalah, kondisi masyarakat yang serba ingin praktis, mudah namun sehat, membuka peluang bisnis air minum dalam kemasan. Dalam perkembangannya kalau kita cermati terdapat banyak sekali merk-merk kemasan, dan karena kebutuhan pasar terus berubah membesar, tumbuh pula bisnis air minum isi ulang. Dan kemudian air minum isi ulang ini pun juga membuat kemasan-kemasan sendiri, bahkan sekarang kita dapat memesan air minum isi ulang dalam kemasan dengan merk kita sendiri misalnya ; merk “Umar Mineral”, dan sebagainya. Sementara itu juga tempat isi ulang juga terus bertambah, nah kalau kita tidak mencermati perubahan tersebut, apa jadinya bisnis air isi ulang kita.
Perubahan dapat pula terjadi karena persaingan yang ketat. Ketika bisnis kita sedang berkembang dan mengalami masa jaya, sementara itu disisi lain, kita dapati pesaing kita baik secara langsung maupun tidak langsung mengalami penurunan dalam bisnisnya.
Barangkali sudah kodrat manusia, akan adanya dorongan yang kuat dalam dirinya untuk tidak mau dikalahkan, kalau perlu terus menjadi pemenang, tentunya akan bereaksi terhadap kekalahannya. Mereka akan melakukan sesuatu untuk tidak terus menerus kalah. Dan juga tidak menutup kemungkinan adanya pesaing baru yang datang, karena mereka melihat bahwa bisnis yang kita jalani menarik untuk dicoba dan menguntungkan.
Kenyataan akan adanya perubahan yang menuntut pebisnis untuk terus mencermati setiap perubahan dan mengatisipasinya, secara kreatif dan proaktif harus terus menyesuaikan diri. Dan bagi mereka yang pasif, statis dan tidak mau berubah, maka sudah bisa ditebak akan tertinggal, bahkan akan tergilas oleh perubahan itu.
Mencermati perubahan, dapat dilakukan dengan melihat kondisi sekeliling, memperhatikan para pesaing, membaca surat kabar, menonton televisi, bahkan kini dapat juga menggunakan fasilitas internet untuk mendapatkan informasi-informasi yang dibutuhkan. Hal ini harus sering dilakukan, guna mengadakan kajian sebelum mengambil keputusan. Dan perlu diingat untuk pebisnis adalah jangan pernah mengabaikan intuisi, hasil diskusi dengan teman, mitra bisnis, dan pendapat para ahli.
Hasil diskusi, pengamatan dan analisis perlu digabungkan dengan intuisi, dan prakiraan menurut perasaan kita. Sebab bagi pebisnis yang telah bertahun-tahun bergerak dalam satu bidang bisnis tertentu, biasanya memiliki intuisi yang telah terlatih, dan hal ini merupakan modal yang kuat bagi pebisnis kawakan yang biasanya tidak dimiliki oleh pebisnis-pebisnis pemula. Selanjutnya ambilah keputusan, setelah itu jangan lupa untuk melaksanakannya.
Selamat berjuang, dan jangan lupa untuk memohon pertolongan dari Allah SWT.
Oleh: H. Umar Hapsoro Ishak